Dibanding dengan vagina, penis cenderung lebih “kuat” terhadap infeksi dan iritasi karena sebagian besar penis dilindungi kulit yang cukup tebal. Kalaupun ada infeksi, cowok biasanya akan lebih mudah dan cepat tahu, karena biasanya ditandai dengan rasa sakit saat kencing. Meski demikian, banyak juga yang mesti kita ketahui untuk menjaga agar organ seksual kita selalu sehat dan tidak terserang penyakit yang dapat merugikan diri kita atau pasangan kita. Yuk, kita simak!Pada umumnya, perawatan kesehatan organ reproduksi cowok hampir sama dengan perawatan organ reproduksi cewek, diawali dengan menjaga kebersihan secara umum. Begitu pula dengan organ seksual kita.

Berikut ini tips untuk menjaga kebersihan alat kelamin kita:

Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah buang air kecil.

Penis harus dicuci dengan air dan sabun lembut minimal sehari sekali.

Kalau tidak disunat, harus lebih teliti dalam membersihkan daerah kelamin. Mengapa? Karena, kelenjar-kelenjar di sekitar ujung penis kita setiap hari menghasilkan smegma, suatu zat berwarna putih dan agak lengket. Bila tidak dibersihkan, smegma akan membusuk, bercampur keringat dan bakteri, sehingga menimbulkan bau tak sedap serta dapat menimbulkan infeksi. Pada penis yang disunat, kepala penis ada dalam keadaan terbuka sehingga mudah membersihkannya. Pada penis yang tidak disunat, masih ada kulit yang menutupi sebagian kepala penis, disebut kulup (foreskin). Biasanya smegma menumpuk di balik kulit ini. Untuk membersihkannya, tariklah kulup ke arah belakang, dan cuci bersih permukaan kepala penis dan juga kulit serta lipatan-lipatannya.

Sesudah mencuci alat kelamin kita, jangan lupa mengeringkannya dengan handuk atau lap sebelum memakai celana kembali. Hal ini penting untuk mencegah timbulnya jamur yang menimbulkan rasa gatal di sekitar alat kelamin, karena jamur sangat mudah tumbuh di daerah yang lembab.

Pakaian dalam
Sebaiknya kita memilih dan mengenakan pakaian dalam yang terbuat dari katun, karena bahan ini menyerap keringat sehingga tidak membuat daerah kelamin kita kepanasan dan lembab.

Hindari memakai celana dalam (maupun luar, misalnya, celana jins) yang terlalu ketat, karena selain membuat peredaran darah tidak lancar juga akan membuat penis dan testis kita kepanasan. Panas berlebihan, yang disebabkan oleh suhu udara, keringat, dan pakaian yang terlalu ketat, akan menurunkan kualitas sperma sehingga menurunkan kemampuannya untuk membuahi sel telur.

Pemeriksaan sendiri
Pemeriksaan testis dapat dilakukan sendiri untuk memastikan tidak ada benjolan atau gumpalan yang bisa jadi merupakan tanda-tanda awal kanker testis. Kanker testis merupakan kanker yang sering terjadi pada cowok berusia 25 tahun-30 tahun, dan dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena itu, amat penting untuk mendeteksinya sejak dini sehingga dapat diobati sebelum lebih parah.

Pemeriksaan testis dilakukan dengan cara:
Sebelum pemeriksaan, mandilah dengan air hangat, untuk membuat kulit skrotum relaks dan lunak.

Kenalilah bentuk, ukuran, dan berat testis kita.

Dengan menggunakan kedua belah tangan, pegang dan balikkan/gulingkan masing-masing testis.

Kenali adanya epididymis, yaitu semacam struktur berbentuk seperti tali tambang yang ada di atas dan di belakang masing-masing testis. Hal ini sangat normal.

Waspadai adanya benjolan kecil di bawah kulit, di bagian depan atau sepanjang testis. Benjolan ini mungkin sebesar butiran beras atau kacang.

Bila ada pembengkakan atau benjolan, segera periksakan diri ke dokter.

Lakukan/ulangi pemeriksaan pada tanggal yang sama setiap bulan. Bila pada testis kita ada benjolan atau pembengkakan, kamu jangan panik! Benjolan tidak serta merta berarti terkena kanker, tetapi untuk memastikan apa yang sedang terjadi pada diri kita, tentunya kita harus segera periksa ke dokter. Apabila dideteksi dan diobati sejak dini, kanker testis biasanya dapat disembuhkan dengan sempurna.

Hal-hal yang harus segera diwaspadai adalah bila kamu menemukan salah satu testis membengkak atau terasa lebih berat dari biasanya, dada (buah dada) membesar dan terasa lunak, timbul luka yang tidak kunjung sembuh, ada benjolan kecil pada testis

Bila kita menemukan salah satu atau lebih dari hal-hal ini, jangan tunggu lama-lama, segera memeriksakan diri ke dokter. Enggak usah malu diperiksa dan berkonsultasi. Ingat, malu bertanya sesat di jalan. Lebih baik sedikit menahan rasa malu untuk mendapat informasi yang jelas daripada menyesal di kemudian hari, ya enggak?

Pemeriksaan ke dokter
Sayangnya, tidak ada dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi untuk cowok. Namun, kita bisa memeriksakan diri ke dokter umum. Sebaiknya datangi dokter langganan kita sekali setahun untuk pemeriksaan menyeluruh, termasuk pemeriksaan organ reproduksi. Bila dalam pemeriksaan itu ada ketidaknormalan di sekitar alat kelamin, namun dokter tidak dapat mendiagnosanya, ia akan merujuk ke dokter spesialis urology atau klinik kesehatan seksual.

Selain pemeriksaan rutin setahun sekali, kita harus segera memeriksakan diri ke dokter bila menemui atau mengalami hal-hal sebagai berikut pada alat kelamin kita: terdapat luka, lecet, atau ruam, atau kutil di daerah testis, terasa gatal terus-menerus, uretra atau saluran kencing mengeluarkan cairan yang tidak biasa.

Jujurlah pada dokter yang memeriksa, supaya ia dapat memeriksa kesehatan kita dengan sebaik-baiknya. Beritahukan pada dokter apakah kita pernah melakukan hubungan seks, termasuk apakah hubungan seks itu dilakukan dengan aman atau tidak, menggunakan obat bius, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan kesehatan kita.

Seputar sunat
Banyak dan sering orang menanyakan, apakah sunat atau khitan harus dilakukan dan untuk apa. Seperti diketahui, sunat merupakan operasi kecil yang membuang kulup dan membiarkan kepala penis dalam keadaan terbuka. Tindakan ini biasanya dilakukan saat seorang cowok masih kecil. Banyak orang melakukan ini untuk alasan kebersihan, atau karena faktor agama. Orang yang tidak disunat pun dapat menjaga kebersihan penisnya dengan cara seperti yang sudah kita bahas di atas. Dari segi medis, dalam keadaan tertentu, sunat harus dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada, seperti misalnya kulup yang terlalu ketat dan tidak dapat ditarik.

Beberapa kalangan medis yakin, sunat dapat mengurangi risiko infeksi saluran kencing, kanker penis, dan risiko penularan penyakit menular seksual (PMS), namun hal ini belum dapat dibuktikan. Yang lebih sering terjadi, orang melakukan sunat karena alasan tradisi, agama,kepercayaan, dan standar budaya tertentu

0 komentar:

Posting Komentar

About